livingboardroom.com – Makanan fermentasi kini tengah naik daun di kalangan pecinta kuliner dan penggiat gaya hidup sehat. Proses fermentasi, yang melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan ragi untuk mengubah bahan makanan, tidak hanya memperpanjang umur simpan, tetapi juga meningkatkan nilai gizi dan cita rasa. Di Indonesia, makanan fermentasi seperti tempe, tape, dan kecap sudah lama menjadi bagian dari budaya kuliner. Namun, tren global kini membawa inovasi baru yang patut dicoba.
Salah satu alasan popularitas makanan fermentasi adalah manfaat kesehatannya. Probiotik yang dihasilkan selama fermentasi mendukung kesehatan saluran cerna, meningkatkan sistem imun, dan bahkan membantu mengurangi stres. Misalnya, kombucha—minuman teh fermentasi—kini banyak diminati karena rasanya yang segar dan kandungan probiotiknya. Begitu pula dengan kimchi, makanan khas Korea yang kini mudah ditemukan di restoran atau dibuat sendiri di rumah.
Dari sisi pengalaman, saya pernah mencoba membuat yogurt sendiri menggunakan susu dan starter probiotik. Prosesnya sederhana, hanya membutuhkan waktu dan suhu yang tepat. Hasilnya? Tekstur lembut dengan rasa asam yang pas, jauh lebih segar dibandingkan yogurt kemasan. Ini membuktikan bahwa fermentasi tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga kepuasan dalam menciptakan sesuatu yang lezat.
Tren ini juga didukung oleh para ahli. Menurut penelitian dari jurnal Nutrients, makanan fermentasi dapat meningkatkan penyerapan nutrisi seperti vitamin B dan mineral. Di Indonesia, inovasi seperti tempe dengan tambahan rempah atau kombucha rasa buah lokal mulai bermunculan, menawarkan perpaduan tradisi dan modernitas. Jadi, jika Anda ingin mengeksplorasi kuliner sehat, cobalah makanan fermentasi—kesehatan dan kenikmatan dalam satu paket!