livingboardroom.com – Pottage adalah salah satu makanan paling ikonik dan penting di Eropa selama Abad Pertengahan (sekitar abad ke-5 hingga ke-15). Sebagai makanan pokok bagi berbagai lapisan masyarakat, dari petani hingga bangsawan, pottage mencerminkan kehidupan sehari-hari, keterbatasan sumber daya, dan kreativitas kuliner pada masa itu.
Apa Itu Pottage?
Pottage adalah sup kental atau rebusan yang terbuat dari berbagai bahan yang tersedia, seperti sayuran, biji-bijian, dan kadang-kadang daging. Istilah “pottage” berasal dari bahasa Prancis Kuno potage, yang berarti sesuatu yang dimasak dalam panci (pot). Berbeda dengan sup modern yang sering memiliki konsistensi cair, pottage biasanya lebih kental, mirip bubur, dan dimasak dalam waktu lama di atas api terbuka. Makanan ini sangat fleksibel, dengan resep yang bervariasi tergantung pada musim, wilayah, dan status sosial.
Bahan-Bahan Pottage
Bahan utama pottage bergantung pada apa yang tersedia di daerah tertentu dan kemampuan ekonomi keluarga. Beberapa bahan umum meliputi:
-
Biji-bijian: Gandum, barley, oat, atau gandum hitam sering menjadi dasar pottage karena murah dan mengenyangkan. Biji-bijian ini direbus hingga membentuk tekstur kental.
-
Sayuran: Kubis, bawang, wortel, lobak, kacang polong, dan daun bawang adalah pilihan populer. Sayuran musiman sering digunakan karena keterbatasan penyimpanan.
-
Rempah dan Bumbu: Peterseli, thyme, atau daun salam kadang ditambahkan untuk rasa, meskipun rempah-rempah eksotis seperti lada atau kayu manis hanya digunakan oleh kaum kaya karena harganya yang mahal.
-
Daging: Untuk keluarga petani, daging (seperti babi asin atau tulang) jarang ditambahkan, biasanya hanya pada hari-hari istimewa. Bangsawan mungkin menambahkan daging buruan, ayam, atau daging sapi.
-
Kacang-kacangan: Kacang polong atau lentil sering digunakan untuk menambah protein, terutama di kalangan rakyat jelata.
-
Cairan: Air adalah cairan utama, tetapi susu atau kaldu daging digunakan oleh mereka yang mampu.
Karena keterbatasan teknologi pengawetan, bahan-bahan segar bergantung pada musim panen, sementara bahan kering seperti biji-bijian dan kacang-kacangan menjadi andalan di musim dingin.
Cara Pembuatan Pottage
Pembuatan pottage sangat sederhana namun membutuhkan waktu lama. Berikut adalah langkah umumnya:
-
Persiapan Bahan: Sayuran dipotong kasar, biji-bijian direndam jika perlu, dan daging (jika ada) disiapkan.
-
Pemasakan: Semua bahan dimasukkan ke dalam panci besar, biasanya terbuat dari tanah liat atau logam, dan direbus di atas api terbuka. Api dijaga tetap stabil untuk memasak dalam waktu lama, seringkali berjam-jam.
-
Pengadukan: Pottage diaduk secara berkala untuk mencegah lengket dan memastikan semua bahan tercampur rata.
-
Penyajian: Pottage disajikan panas, sering langsung dari panci, dan dimakan dengan sendok kayu atau tangan. Roti kasar (trencher) sering digunakan sebagai “piring” atau dicelupkan ke dalam pottage.
Proses ini memungkinkan pottage dimasak dalam jumlah besar dan dipanaskan ulang selama beberapa hari, menjadikannya makanan praktis untuk keluarga petani.
Peran Pottage dalam Masyarakat
Pottage adalah makanan sergam yang dikonsumsi oleh hampir semua lapisan masyarakat, meskipun dengan variasi:
-
Rakyat Jelata: Bagi petani dan pekerja, pottage adalah makanan harian yang murah dan mengenyangkan. Versi mereka biasanya sederhana, terdiri dari biji-bijian dan sayuran tanpa daging.
-
Bangsawan: Di kalangan bangsawan, pottage lebih kaya, dengan tambahan daging, rempah-rempah mahal, atau bahkan anggur. Mereka mungkin menyajikan pottage sebagai hidangan pembuka dalam jamuan makan.
-
Biara dan Gereja: Pottage juga umum di biara, di mana makanan sederhana sesuai dengan aturan kehidupan monastik. Selama masa Prapaskah, pottage tanpa daging menjadi makanan utama.
Pottage juga memiliki makna sosial. Karena dimasak dalam panci besar, makanan ini sering disantap bersama keluarga atau komunitas, memperkuat ikatan sosial. Selain itu, pottage menjadi simbol kesederhanaan dan ketahanan, karena bisa dibuat dari bahan apa pun yang tersedia.
Variasi Regional
Pottage memiliki variasi di seluruh Eropa:
-
Inggris: Pottage sering disebut pease porridge jika menggunakan kacang polong. Versi terkenal termasuk frumenty, pottage berbasis gandum yang dimaniskan dengan madu.
-
Prancis: Pottage di Prancis mungkin mencakup bawang dan anggur, terutama di kalangan bangsawan.
-
Eropa Timur: Di wilayah yang lebih dingin, pottage sering menggunakan akar-akaran seperti lobak dan bit untuk menambah rasa.
Warisan Pottage
Meskipun pottage dianggap makanan sederhana, warisannya terus hidup dalam bentuk sup dan rebusan modern. Hidangan seperti minestrone Italia, pot-au-feu Prancis, atau stew Inggris memiliki akar dari tradisi pottage. Fleksibilitas dan kesederhanaannya menjadikan pottage inspirasi bagi masakan rumah yang praktis hingga hari ini.
Pottage adalah cerminan kehidupan Abad Pertengahan: sederhana, hemat, namun kaya akan cerita. Sebagai makanan yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, pottage tidak hanya mengisi perut tetapi juga mencerminkan kreativitas dan ketahanan manusia dalam menghadapi keterbatasan. Hingga kini, konsep pottage mengingatkan kita akan pentingnya memanfaatkan apa yang ada untuk menciptakan sesuatu yang berarti.