livingboardroom.com – Wedang Uwuh adalah minuman rempah khas Yogyakarta yang kaya akan aroma dan sejarah budaya. Nama “uwuh” sendiri bermakna “sampah” dalam bahasa Jawa — bukan karena isinya tidak berguna, melainkan karena wedang ini berupa campuran berbagai rempah dan dedaunan yang biasanya dibuang, tetapi diolah menjadi minuman hangat nan berkhasiat tinggi.
Minuman ini dibuat dari campuran kayu secang, kayu manis, cengkeh, pala, jahe, daun pala, daun kayu putih, dan rempah-rempah lainnya. Semua bahan tersebut direbus bersama air hingga menghasilkan warna merah kecoklatan yang khas dan aroma yang kuat menggoda indera penciuman. Kadang ditambahkan daun jeruk atau daun cengkeh segar untuk menyempurnakan aroma.
Wedang Uwuh umumnya disajikan hangat dan cocok untuk malam yang dingin atau ketika badan kurang sehat. Karena rempah-rempahnya yang kaya akan antioksidan dan sifat antibakterinya, wedang ini sering dianggap sebagai “obat dalam minuman” — membantu memulihkan tubuh, melancarkan peredaran darah, serta memberikan rasa nyaman di tenggorokan.
Dari sisi budaya, wedang uwuh punya posisi unik di Yogyakarta: biasanya dijual di area wisata seperti kawasan Kraton, Malioboro, atau di sekitar situs sejarah. Orang lokal dan wisatawan menikmati wedang ini sambil berjalan santai, menikmati malam kota, atau menunggu kamar penginapan. Penjualnya sering membawa dandang kecil atau panci tembaga, sehingga pengalaman meminumnya juga punya suasana nostalgia tersendiri.
Di tengah tren minuman kekinian yang serba dingin dan berpemanis kuat, Wedang Uwuh menawarkan alternatif yang hangat, tradisional, dan penuh makna. Minuman ini tidak hanya memberi kenikmatan inderawi, tetapi juga mengingatkan kita akan warisan budaya dan cara sederhana menikmati kehangatan dari alam dan rempah.