Pameran Batik Virtual, Menjembatani Budaya Lewat Teknologi Imersif

livingboardroom.com – Platform realitas virtual (VR) kini merevolusi cara masyarakat mengakses kebudayaan Indonesia. Salah satu inisiatif menjanjikan adalah pengembangan “pameran Batik VR” yang memungkinkan pengguna menjelajahi galeri batik secara imersif. Pengguna dapat melihat motif, tekstur, serta cerita di balik tiap kain batik dari sudut pandang 360° dan mendalam. Studi awal oleh Miranto dkk. dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya menunjukkan platform VR seperti ini memfasilitasi interaksi, navigasi, dan edukasi mengenai batik secara lebih menarik dibanding metode konvensional.

Lebih dari hiburan, platform ini memperkuat penyimpanan budaya: batik – yang sudah diakui UNESCO sejak 2009 – kini terdigitalisasi dalam bentuk 3D, memungkinkan pelestarian pola rumit dan informasi historis di bagian metadata VR. Pengguna tak hanya pasif, mereka dapat “berjalan” dalam ruang pameran VR, mendekat ke kain tertentu, dan mempelajari filosofi motif seperti parang atau kawung.

Sisi keahlian (expertise) hadir melalui keterlibatan perajin batik asli dalam memasukkan narasi motif dan proses pembuatan. Hal ini mendorong otoritas (authoritativeness), karena konten bukan sekadar presentasi visual, tapi berasal langsung dari pengrajin. Akhirnya, kepercayaan (trustworthiness) muncul lewat transparansi pengelolaan data batik, kolaborasi lembaga budaya, dan pendekatan edukatif terhadap pengunjung.

Eksperimen semacam ini juga memperluas jangkauan global. Alih-alih mengandalkan kunjungan fisik ke museum, VR membuka akses lintas negara—misalnya, pengunjung dari Jepang dapat merasakan pengalaman pameran batik dari rumah. Selain itu, platform semacam ini potensial bagi industri pariwisata virtual, di mana pengguna dapat belajar mewarnai atau memahami teknik membatik melalui simulasi interaktif.

Kesimpulannya, pameran Batik VR bukan sekadar fenomena teknologi, tapi jembatan budaya: menghubungkan masa lalu dan masa depan, menggabungkan narasi turun-temurun dengan visual digital, menghidupkan warisan batik secara imersif, edukatif, dan inklusif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *