livingboardroom.com – Lisboa (Lisbon) bukan sekadar ibu kota Portugal. Ia adalah salah satu kota tertua di Eropa Barat, lebih tua dari Roma, Paris, atau London. Duduk di muara Sungai Tejo yang berkilauan, kota ini membentang di atas tujuh bukit curam, dihiasi tram kuning legendaris, azulejo biru-putih, dan aroma pastéis de nata yang baru keluar dari oven. Pada tahun 2025, Lisboa tetap menjadi salah satu destinasi paling dicintai di Eropa: romantis, penuh cerita, dan selalu berhasil membuat pengunjung jatuh cinta dua kali.
Sejarah Singkat yang Penuh Drama
Didirikan sebagai pelabuhan perdagangan oleh bangsa Fenisia sekitar 1200 SM, Lisboa pernah dikuasai Romawi, Visigoth, dan Moor selama 400 tahun. Nama “Lisboa” konon berasal dari “Alis-Ubbo” (teluk yang tenang) dalam bahasa Moor. Puncak kejayaannya terjadi pada Abad Penjelajahan (abad 15–16), ketika Vasco da Gama, Ferdinand Magellan, dan para penjelajah lain berlayar dari pelabuhan Belém menuju India, Brasil, dan Afrika.
Tragedi besar datang pada 1 November 1755: gempa bumi berkekuatan 8,5–9,0 SR, diikuti tsunami dan kebakaran, menghancurkan 85% kota. Marquês de Pombal kemudian membangun ulang Lisboa dengan gaya Pombaline yang anti-gempa, itulah mengapa Baixa Pombalina memiliki jalanan lurus sempurna dan bangunan dengan struktur kayu fleksibel yang masih berdiri hingga kini.
Lingkungan yang Wajib Dijelajahi
Lisboa terasa seperti beberapa kota kecil yang disatukan:
- Alfama: Labirin gang sempit tertua di kota, tempat lahirnya musik fado. Naik Tuk-tuk atau berjalan kaki menuju Miradouro de Santa Luzia untuk pemandangan atap terracotta dan Sungai Tejo.
- Bairro Alto & Chiado: Malam Lisboa ada di sini. Bar-bar kecil, restoran fado otentik (seperti Tasca do Chico), dan toko buku tertua di dunia, Livraria Bertrand (berdiri sejak 1732).
- Belém: Rumah bagi Mosteiro dos Jerónimos (UNESCO), Torre de Belém, dan Pastéis de Belém asli (resep rahasia sejak 1837). Jangan pulang sebelum mencicipi setidaknya enam biji.
- Parque das Nações: Wajah modern Lisboa, bekas lokasi Expo ’98. Oceanário de Lisboa (akuarium terbesar kedua di Eropa), Teleférico, dan arsitektur futuristik karya Santiago Calatrava.
- LX Factory: Pabrik tua yang disulap jadi pusat kreatif: street art, bookstore Ler Devagar yang dramatis, restoran rooftop, dan toko-toko indie.
- Príncipe Real & Santos: Kawasan gay-friendly, butik desainer Portugal, dan taman-taman cantik.
Pengalaman yang Tidak Boleh Dilewatkan di 2025
- Naik Tram 28E klasik (pagi hari agar tidak terlalu penuh).
- Menyaksikan fado vadio (fado amatir spontan) di Alfama atau Mouraria.
- Menikmati matahari terbenam di miradouro: Portas do Sol, São Pedro de Alcântara, atau yang baru dibuka, Amoreiras 360° Panoramic View.
- Berlayar di Sungai Tejo dengan kapal tradisional (cara terbaik melihat kota dari air).
- Mencoba ginjinha (likir ceri khas) di Ginginha do Carmo atau Espinheira.
- Mengunjungi MAAT (Museum of Art, Architecture and Technology) dan berjalan di atas atapnya yang bergelombang.
Kuliner Lisboa: Lebih dari Sekadar Pastel de Nata
- Bacalhau (ikan kod asin): ada 365 cara memasaknya, coba Bacalhau à Brás atau Bacalhau com Natas.
- Bifana (sandwich babi goreng dengan mustard) dan prego (daging sapi) di tempat legendaris seperti O Trevo.
- Seafood segar di Cervejaria Ramiro (reservasi wajib).
- Petiscos (tapas ala Portugal) di taberna-taberna kecil.
- Wine bar di Príncipe Real untuk mencicipi vinho verde dan port wine.
Praktis untuk 2025
- Bandara: Humberto Delgado (LIS), terhubung langsung dengan metro merah.
- Transportasi: Kartu Viva Viagem atau Lisboa Card 24/48/72 jam (termasuk tram, metro, bus, dan diskon atraksi).
- Musim terbaik: April–Juni dan September–Oktober (cuaca 20–28°C, wisatawan lebih sepi).
- Akomodasi: Dari hostel di Cais do Sodré hingga hotel mewah seperti The Ivens (Autograph Collection) atau Verride Palácio Santa Catarina yang Instagrammable.
Lisboa adalah kota yang selalu berhasil membuat orang merasa “saudade” bahkan saat masih berada di sana. Ia lembut, melankolis, penuh cahaya keemasan di sore hari, dan bergetar dengan musik fado di malam hari. Seperti yang pernah ditulis Fernando Pessoa, “Lisboa adalah kota yang indah, tetapi yang lebih indah adalah merindukannya.”
Kalau kamu belum pernah ke Lisboa, 2025 adalah waktu yang tepat. Kota ini masih terasa autentik, masih murah dibandingkan Paris atau Barcelona, dan masih menyambut setiap pengunjung seperti teman lama yang baru pulang. Bem-vindo a Lisboa!
