Kepulauan Faroe, Permata Atlantik yang Masih Rahasia Dunia

livingboardroom.com – Bayangkan sebuah negeri di mana rumput hijau menutupi gunung-gunung curam hingga ke tepi laut, air terjun jatuh langsung ke samudra, dan rumah-rumah beratap rumput berdiri seolah keluar dari dongeng Tolkien. Di tengah Samudra Atlantik Utara, tepat di antara Islandia, Norwegia, dan Skotlandia, terletak Kepulauan Faroe (Føroyar dalam bahasa Faroese). Negara otonom di bawah Kerajaan Denmark ini hanya dihuni 54.000 jiwa di 18 pulau berbatu, namun menawarkan salah satu lanskap paling dramatis dan murni di planet ini. Pada 2025, Faroe tetap menjadi salah satu destinasi paling “underrated” di Eropa—dan itulah pesonanya.

Fakta Singkat yang Bikin Takjub

  • Luas: 1.399 km² (hanya 1/5 Bali)
  • Titik tertinggi: Slættaratindur (882 m)
  • Ibu kota: Tórshavn (populasi ±22.000)
  • Bahasa resmi: Faroese & Denmark
  • Mata uang: Krone Faroese (setara DKK)
  • Jumlah domba: ±80.000 (lebih banyak dari manusia!)
  • Cuaca: “Empat musim dalam sehari” — angin kencang, kabut, hujan, dan matahari bisa berganti dalam hitungan menit.

Alam yang Seperti Lukisan Hidup

  1. Drangarnir & Tindhólmur – Tumpukan batu ikonik di laut, sering disebut “Gerbang Surga Faroe”.
  2. Air Terjun Múlafossur – Jatuh langsung ke Atlantik di desa Gásadalur, salah satu foto paling viral di Instagram.
  3. Lake Sørvágsvatn (Leitisvatn) – Danau “mengambang” di atas tebing laut, ilusi optik yang menakjubkan.
  4. Kallur Lighthouse di Pulau Kalsoy – Ujung dunia yang sesungguhnya, sering muncul di film James Bond “No Time to Die” (2021).
  5. Burung Puffin – Sekitar 500.000 pasang puffin bersarang setiap musim panas, terutama di Mykines (pulau paling barat).

Budaya yang Masih Hidup Kuat

Penduduk Faroe adalah keturunan Viking yang tiba pada abad ke-9. Bahasa Faroese (mirip bahasa Islandia kuno) masih digunakan sehari-hari, dan tradisi lisan sangat kuat—lagu-lagu rakyat dan tarian rantai (Faroese chain dance) masih dilakukan di setiap pesta desa.

Kontroversi yang sering muncul: Grindadráp (perburuan paus pilot tradisional). Meski menuai kritik internasional, praktik ini tetap dilindungi sebagai warisan budaya dan sumber protein lokal yang berkelanjutan (hanya ±500 paus per tahun, jauh di bawah kuota IWC).

Cara ke Sana & Berkeliling (2025)

  • Penerbangan: Atlantic Airways (direct dari Copenhagen, Edinburgh, Paris-CDG, dan Reykjavík). Vágar Airport (FAE) adalah satu-satunya bandara internasional.
  • Kapal: Smyril Line “Norröna” dari Denmark atau Islandia (2 malam di laut).
  • Transportasi darat: Jaringan terowongan bawah laut gratis (termasuk terowongan Eysturoy yang punya roundabout di bawah laut pertama di dunia!). Bus umum murah, tapi sewa mobil atau helikopter (subsidi pemerintah, ±Rp1 juta sekali jalan) adalah cara terbaik menjelajah.
  • Akomodasi: Hotel brand internasional masih jarang. Pilih guesthouse, Airbnb beratap rumput, atau hostel di Tórshavn (mulai Rp1,2 juta/malam).

Aktivitas Wajib di Faroe

  • Hiking ke puncak gunung (gratis, tapi wajib daftar di visitfaroeislands.com untuk keselamatan).
  • Boat trip ke gua laut dan tebing burung.
  • Makan malam di KOKS (restoran 2 Michelin Star pertama di Faroe, fokus fermented food Nordic).
  • Menyaksikan Ólavsøka (Hari Nasional, 28–29 Juli) — pesta terbesar se-Faroe dengan lomba dayung, konser, dan tarian hingga pagi.

Mengapa Harus ke Faroe Sekarang?

  • Overtourism belum terjadi (hanya 130.000 turis/tahun, bandingkan Islandia 2 juta+).
  • Infrastruktur semakin baik: terowongan baru, listrik 100% renewable (hidro + angin).
  • Tiket pesawat murah dari Eropa (mulai Rp3–5 juta PP dari Paris atau Copenhagen).
  • Musim panas 2025 diprediksi cerah karena fenomena La Niña.

Tips Praktis Sebelum Berangkat

  • Bawa jaket waterproof, sepatu hiking, dan powerbank (angin bisa matikan listrik sesaat).
  • Tidak ada minimarket 24 jam di luar Tórshavn — belanja sebelum akhir pekan.
  • Internet super cepat (fiber optic di mana-mana), tapi sinyal HP kadang hilang di fjord.
  • Hormati alam: Jangan keluar jalur hiking, bawa pulang semua sampah.

Kepulauan Faroe bukan destinasi untuk semua orang. Tidak ada pantai pasir putih, tidak ada nightclub, dan cuaca sering “menantang”. Tapi jika Anda mencari tempat di mana waktu seolah berhenti, di mana setiap tikungan jalan membuat Anda berhenti untuk mengambil napas karena terlalu indah, dan di mana Anda bisa merasa benar-benar jauh dari dunia—Faroe adalah jawabannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *