livingboardroom.com – Di tepi Danau Batur, Bali, terdapat desa kecil bernama Trunyan yang menyimpan tradisi unik: Ngaben massal. Berbeda dengan upacara Ngaben biasa yang melibatkan pembakaran jenazah, masyarakat Trunyan meletakkan tubuh almarhum di bawah pohon Taru Menyan tanpa dikubur. Ritual ini, yang dilakukan secara massal setiap lima tahun sekali, menjadi daya tarik budaya yang kental dengan nilai spiritual dan sejarah.
Pengalaman dan Keahlian
Tokoh adat setempat, I Ketut Wiana, menjelaskan bahwa tradisi ini berasal dari leluhur Bali Aga, penduduk asli pulau ini. Pohon Taru Menyan diyakini mampu menetralkan bau jenazah secara alami, sebuah fenomena yang bahkan diteliti oleh ahli botani. Prosesi ini melibatkan para tetua desa yang ahli dalam tata cara adat, memastikan setiap langkah sesuai pakem kuno.
Otoritas dan Kepercayaan
Pemerintah Kabupaten Bangli mengakui Ngaben massal sebagai warisan budaya tak benda, dan Badan Pariwisata Bali mempromosikannya sebagai pengalaman eksklusif. Studi dari Universitas Warmadewa juga menyebut tradisi ini memperkuat identitas komunal masyarakat Trunyan, meski hanya dihadiri keluarga terdekat.
Manfaat Nyata
Bagi wisatawan yang haus akan pengalaman otentik, menyaksikan ritual ini—lengkap dengan tabuhan gamelan dan doa—menawarkan wawasan mendalam tentang siklus hidup dalam budaya Bali. Keunikan ini membuat Trunyan layak jadi destinasi budaya alternatif di luar keramaian Kuta!